28 Tafsir Surat Al-Qashash Ayat 62-67, Tafsir Ibnu Katsir Terlengkap

10:24 AM


Al-Qashash, ayat 62-67

{وَيَوْمَ يُنَادِيهِمْ فَيَقُولُ أَيْنَ شُرَكَائِيَ الَّذِينَ كُنْتُمْ تَزْعُمُونَ (62) قَالَ الَّذِينَ حَقَّ عَلَيْهِمُ الْقَوْلُ رَبَّنَا هَؤُلاءِ الَّذِينَ أَغْوَيْنَا أَغْوَيْنَاهُمْ كَمَا غَوَيْنَا تَبَرَّأْنَا إِلَيْكَ مَا كَانُوا إِيَّانَا يَعْبُدُونَ (63) وَقِيلَ ادْعُوا شُرَكَاءَكُمْ فَدَعَوْهُمْ فَلَمْ يَسْتَجِيبُوا لَهُمْ وَرَأَوُا الْعَذَابَ لَوْ أَنَّهُمْ كَانُوا يَهْتَدُونَ (64) وَيَوْمَ يُنَادِيهِمْ فَيَقُولُ مَاذَا أَجَبْتُمُ الْمُرْسَلِينَ (65) فَعَمِيَتْ عَلَيْهِمُ الأنْبَاءُ يَوْمَئِذٍ فَهُمْ لَا يَتَسَاءَلُونَ (66) فَأَمَّا مَنْ تَابَ وَآمَنَ وَعَمِلَ صَالِحًا فَعَسَى أَنْ يَكُونَ مِنَ الْمُفْلِحِينَ (67) }

Dan (ingatlah) hari (di waktu itu) Allah menyeru mereka seraya berkata, "Di manakah sekutu-sekutu-Ku yang dahulu kamu katakan?" Berkatalah orang-orang yang telah tetap hukuman atas mereka, "Ya Tuhan kami, mereka itulah orang-orang yang kami sesatkan itu; kami telah menyesatkan mereka sebagaimana kami (sendiri) sesat, kami menyatakan berlepas diri (dari mereka) kepada Engkau, mereka sekali-kali tidak menyembah kami.” Dikatakan (kepada mereka), "Serulah olehmu sekutu-sekutu kamu " lalu mereka menyerunya, maka sekutu-sekutu itu tidak memperkenankan (seruan) mereka, dan mereka melihat azab. (Mereka ketika itu berkeinginan) kiranya mereka dahulu menerima petunjuk. Dan (ingatlah) hari (di waktu itu) Allah menyeru mereka, seraya berkata, "Apakah jawabanmu kepada para rasul?” Maka gelaplah bagi mereka segala macam alasan pada hari itu, karena itu "mereka tidak saling tanya-menanya. Adapun orang yang bertobat dan beriman, serta mengerjakan amal yang saleh, semoga dia termasuk orang-orang yang beruntung.

Allah menceritakan celaan yang Dia tujukan kepada orang-orang kafir lagi musyrik kelak di hari kiamat saat Dia menyeru mereka. Allah Swt. berfirman:

{أَيْنَ شُرَكَائي الَّذِينَ كُنْتُمْ تَزْعُمُونَ}

Di manakah sekutu-sekutu-Ku yang dahulu kalian katakan? (Al-Qashash: 62)

Yakni di manakah tuhan-tuhan yang kalian sembah semasa di dunia, berupa berhala-berhala dan tandingan-tandingan Allah, apakah mereka dapat menolong kalian atau membela dirinya? Ungkapan ini mengandung kecaman dan ancaman, sebagaimana yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:

{وَلَقَدْ جِئْتُمُونَا فُرَادَى كَمَا خَلَقْنَاكُمْ أَوَّلَ مَرَّةٍ وَتَرَكْتُمْ مَا خَوَّلْنَاكُمْ وَرَاءَ ظُهُورِكُمْ وَمَا نَرَى مَعَكُمْ شُفَعَاءَكُمُ الَّذِينَ زَعَمْتُمْ أَنَّهُمْ فِيكُمْ شُرَكَاءُ لَقَدْ تَقَطَّعَ بَيْنَكُمْ وَضَلَّ عَنْكُمْ مَا كُنْتُمْ تَزْعُمُونَ}

Dan sesungguhnya kamu datang kepada Kami sendiri-sendiri sebagaimana kamu Kami ciptakan pada pertama kali, dan kamu tinggalkan di belakangmu (di dunia) apa yang telah Kami karuniakan kepadamu; dan Kami tiada melihat besertamu pemberi syafaat yang kamu anggap bahwa mereka itu sekutu-sekutu Tuhan di antara kamu. Sungguh telah terputuslah (pertalian) antara kamu dan telah lenyap daripada kamu apa yang dahulu kamu anggap (sebagai sekutu Allah). (Al-An'am: 94)

Adapun firman Allah Swt.:

{قَالَ الَّذِينَ حَقَّ عَلَيْهِمُ الْقَوْلُ}

Berkatalah orang-orang yang telah tetap hukuman atas mereka. (Al-Qashash: 63)

Yakni setan-setan, para pembangkang, dan yang menyeru kepada kekafiran.

{رَبَّنَا هَؤُلاءِ الَّذِينَ أَغْوَيْنَا أَغْوَيْنَاهُمْ كَمَا غَوَيْنَا تَبَرَّأْنَا إِلَيْكَ مَا كَانُوا إِيَّانَا يَعْبُدُونَ}

Ya Tuhan kami, mereka inilah orang-orang yang kami sesatkan itu; kami telah menyesatkan mereka sebagaimana kami (sendiri) sesat, kami menyatakan berlepas diri (dari mereka) kepada Engkau, mereka sekali-kali tidak menyembah kami. (Al-Qashash: 63)

Setan-setan itu menyatakan pengakuannya, bahwa orang-orang tersebut telah mereka sesatkan, dan orang-orang itu mau mengikuti mereka; tetapi pada akhirnya setan-setan itu berlepas diri dari penyembahan yang dilakukan mereka, sebagaimana yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:

{وَاتَّخَذُوا مِنْ دُونِ اللَّهِ آلِهَةً لِيَكُونُوا لَهُمْ عِزًّا. كَلا سَيَكْفُرُونَ بِعِبَادَتِهِمْ وَيَكُونُونَ عَلَيْهِمْ ضِدًّا}

Dan mereka telah mengambil sembahan-sembahan selain Allah, agar sembahan-sembahan itu menjadi pelindung bagi mereka, sekali-kali tidak. Kelak mereka (sembahan-sembahan) itu akan mengingkari penyembahan (pengikut-pengikutnya) terhadapnya, dan mereka sembahan-sembahan itu akan menjadi musuh bagi mereka. (Maryam: 81-82)

Dan firman Allah Swt.:

{وَمَنْ أَضَلُّ مِمَّنْ يَدْعُو مِنْ دُونِ اللَّهِ مَنْ لَا يَسْتَجِيبُ لَهُ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ وَهُمْ عَنْ دُعَائِهِمْ غَافِلُونَ. وَإِذَا حُشِرَ النَّاسُ كَانُوا لَهُمْ أَعْدَاءً وَكَانُوا بِعِبَادَتِهِمْ كَافِرِينَ}

Dan siapakah yang lebih sesat daripada orang yang menyembah sembahan-sembahan selain Allah yang tiada dapat memperkenan­kan(doa)nya sampai hari kiamat dan mereka lalai dari (memperhatikan) doa mereka? Dan apabila manusia dikumpulkan (pada hari kiamat), niscaya sembahan-sembahan itu menjadi musuh mereka dan mengingkari pemujaan-pemujaan mereka. (Al-Ahqaf: 5-6)

Nabi Ibrahim a.s. berkata kepada kaumnya, seperti yang disitir oleh firman-Nya:

{إِنَّمَا اتَّخَذْتُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ أَوْثَانًا مَوَدَّةَ بَيْنِكُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا ثُمَّ يَوْمَ الْقِيَامَةِ يَكْفُرُ بَعْضُكُمْ بِبَعْضٍ وَيَلْعَنُ بَعْضُكُمْ بَعْضًا}

Sesungguhnya berhala-berhala yang kamu sembah selain Allah adalah untuk menciptakan perasaan kasih sayang di antara kamu dalam kehidupan dunia ini, kemudian di hari kiamat sebagian kamu mengingkari sebagian (yang lain) dan sebagian kamu melaknati sebagian (yang lain). (Al-'Ankabut: 25), hingga akhir ayat.

Dan firman Allah Swt.:

{إِذْ تَبَرَّأَ الَّذِينَ اتُّبِعُوا مِنَ الَّذِينَ اتَّبَعُوا وَرَأَوُا الْعَذَابَ وَتَقَطَّعَتْ بِهِمُ الأسْبَابُ}

(Yaitu) ketika orang-orang yang diikuti itu berlepas diri dari orang-orang yang mengikutinya, dan mereka melihat siksa dan (ketika) segala hubungan antara mereka terputus sama sekali. (Al-Baqarah: 166)

sampai dengan firman-Nya:

وَمَا هُمْ بِخَارِجِينَ مِنَ النَّارِ

dan sekali-kali mereka tidak akan keluar dari api neraka. (Al-Baqarah: 167)

Karena itulah dalam surat ini disebutkan oleh firman-Nya:

{وَقِيلَ ادْعُوا شُرَكَاءَكُمْ}

Dikatakan (kepada mereka), "Serulah olehmu sekutu-sekutu kamu!" (Al-Qashash: 64)

Yaitu untuk menyelamatkan kalian dari azab, sebagaimana yang kalian harapkan dari mereka semasa di dunia.

{فَدَعَوْهُمْ فَلَمْ يَسْتَجِيبُوا لَهُمْ وَرَأَوُا الْعَذَابَ}

lalu mereka menyerunya, maka sekutu-sekutu itu tidak memperkenan­kan (seruan) mereka, dan mereka melihat azab. (Al-Qashash: 64)

dan mereka yakin bahwa diri mereka pasti dimasukkan ke dalam neraka.

Firman Allah Swt.:

{لَوْ أَنَّهُمْ كَانُوا يَهْتَدُونَ}

(Mereka ketika itu berkeinginan) kiranya mereka dahulu menerima petunjuk. (Al-Qashash: 64)

Yakni ketika mereka menyaksikan azab, mereka berkeinginan sekiranya mereka dahulu termasuk orang-orang yang menerima petunjuk semasa di dunia. Ayat ini semakna dengan apa yang disebutkan oleh firman-Nya:

{وَيَوْمَ يَقُولُ نَادُوا شُرَكَائِيَ الَّذِينَ زَعَمْتُمْ فَدَعَوْهُمْ فَلَمْ يَسْتَجِيبُوا لَهُمْ وَجَعَلْنَا بَيْنَهُمْ مَوْبِقًا. وَرَأَى الْمُجْرِمُونَ النَّارَ فَظَنُّوا أَنَّهُمْ مُوَاقِعُوهَا وَلَمْ يَجِدُوا عَنْهَا مَصْرِفًا}

Dan (ingatlah) akan hari (yang ketika itu) Dia berfirman, "Panggillah olehmu sekalian sekutu-sekutu-Ku yang kamu katakan itu.” Mereka lalu memanggilnya, tetapi sekutu-sekutu itu tidak membalas seruan mereka dan Kami adakan untuk mereka tempat kebinasaan (neraka). Dan orang-orang yang berdosa melihat neraka, maka mereka meyakini bahwa mereka akan jatuh ke dalamnya dan mereka tidak menemukan tempat berpaling darinya. (Al-Kahfi: 52-53)

Adapun firman Allah Swt.:

{وَيَوْمَ يُنَادِيهِمْ فَيَقُولُ مَاذَا أَجَبْتُمُ الْمُرْسَلِينَ}

Dan (ingatlah) hari (di waktu) Allah menyeru mereka seraya ber­kata, "Apakah jawabanmu kepada para rasul?” (Al-Qashash: 65)

Seruan pertama mempertanyakan masalah tauhid, dan yang disebutkan dalam ayat ini mengandung pengukuhan terhadap kenabian, yakni apakah jawaban kalian terhadap rasul-rasul yang diutus kepada kalian? Dan bagaimanakah tanggapan kalian kepada mereka? Hal ini seperti pertanyaan yang diajukan di dalam kubur, yaitu: "Siapakah Tuhanmu, siapakah nabi panutanmu, dan apakah agamamu?"

Adapun orang mukmin, ia akan menjawab dengan mengemukakan kesaksian bahwa tiada Tuhan selain Allah, dan Muhammad Saw. adalah hamba dan rasul-Nya. Sedangkan orang kafir hanya mengatakan, "Ha, ha, saya tidak tahu." Karena itulah orang kafir tidak dapat menjawab pertanyaan itu kelak di hari kiamat selain dari diam saja; karena sesungguhnya orang yang buta saat hidup di dunia, kelak di akhirat lebih buta dan lebih sesat jalannya. Karena itulah dalam firman selanjutnya disebutkan:

{فَعَمِيَتْ عَلَيْهِمُ الأنْبَاءُ يَوْمَئِذٍ فَهُمْ لَا يَتَسَاءَلُونَ}

Maka gelaplah bagi mereka segala macam alasan pada hari itu, karena itu mereka tidak saling tanya-menanya. (Al-Qashash: 66)

Mujahid mengatakan bahwa mereka tidak dapat mengemukakan alasan-alasan mereka, dan mereka tidak saling bertanya tentang keturunan.

Firman Allah Swt.:

{فَأَمَّا مَنْ تَابَ وَآمَنَ وَعَمِلَ صَالِحًا}

Adapun orang yang bertobat dan beriman serta mengerjakan amal yang saleh. (Al-Qashash: 67)

semasa di dunianya.

{فَعَسَى أَنْ يَكُونَ مِنَ الْمُفْلِحِينَ}

semoga dia termasuk orang-orang yang beruntung. (Al-Qashash: 67) '

Yakni kelak di hari kiamat, dan semoga ia mendapat kemurahan dari Allah; Pengertian kata 'semoga' merupakan suatu kepastian yang pasti terjadi berkat karunia dan kemurahan Allah Swt.

Artikel Terkait

Previous
Next Post »