40 Tafsir Surat Al-Mu'min Ayat 30-35 - Tafsir Ibnu Katsir Terlengkap

10:51 AM


Al-Mu’min, ayat 30-35

{وَقَالَ الَّذِي آمَنَ يَا قَوْمِ إِنِّي أَخَافُ عَلَيْكُمْ مِثْلَ يَوْمِ الأحْزَابِ (30) مِثْلَ دَأْبِ قَوْمِ نُوحٍ وَعَادٍ وَثَمُودَ وَالَّذِينَ مِنْ بَعْدِهِمْ وَمَا اللَّهُ يُرِيدُ ظُلْمًا لِلْعِبَادِ (31) وَيَا قَوْمِ إِنِّي أَخَافُ عَلَيْكُمْ يَوْمَ التَّنَادِ (32) يَوْمَ تُوَلُّونَ مُدْبِرِينَ مَا لَكُمْ مِنَ اللَّهِ مِنْ عَاصِمٍ وَمَنْ يُضْلِلِ اللَّهُ فَمَا لَهُ مِنْ هَادٍ (33) وَلَقَدْ جَاءَكُمْ يُوسُفُ مِنْ قَبْلُ بِالْبَيِّنَاتِ فَمَا زِلْتُمْ فِي شَكٍّ مِمَّا جَاءَكُمْ بِهِ حَتَّى إِذَا هَلَكَ قُلْتُمْ لَنْ يَبْعَثَ اللَّهُ مِنْ بَعْدِهِ رَسُولا كَذَلِكَ يُضِلُّ اللَّهُ مَنْ هُوَ مُسْرِفٌ مُرْتَابٌ (34) الَّذِينَ يُجَادِلُونَ فِي آيَاتِ اللَّهِ بِغَيْرِ سُلْطَانٍ أَتَاهُمْ كَبُرَ مَقْتًا عِنْدَ اللَّهِ وَعِنْدَ الَّذِينَ آمَنُوا كَذَلِكَ يَطْبَعُ اللَّهُ عَلَى كُلِّ قَلْبِ مُتَكَبِّرٍ جَبَّارٍ (35) }

Dan orang yang beriman itu berkata, "Hai kaumku, sesungguhnya aku khawatir kamu akan ditimpa (bencana) seperti peristiwa kehancuran golongan yang bersekutu. (Yakni) seperti keadaan kaum Nuh, 'Ad, Tsamud, dan orang-orang yang datang sesudah mereka. Dan Allah tidak menghendaki berbuat kezaliman terhadap hamba-hamba-Nya. Hai kaumku, sesungguhnya aku khawatir terhadapmu akan siksaan hari panggil-memanggil, (yaitu) hari (ketika) kamu (lari) berpaling ke belakang, tidak ada bagimu seorang pun yang menyelamatkan kamu dari (azab) Allah, dan siapa yang disesatkan Allah, niscaya tidak ada baginya seorang yang akan memberi petunjuk." Dan sesungguhnya telah datang Yusuf kepadamu sebelumnya dengan membawa keterangan-keterangan, tetapi kamu senantiasa dalam keraguan tentang apa yang dibawanya kepadamu, hingga ketika ia meninggal kamu berkata, "Allah tidak akan mengirim seorang rasul pun sesudahnya.” Demikianlah Allah menyesatkan orang-orang yang melampaui batas dan ragu-ragu, (yaitu) orang-orang yang memperdebatkan ayat-ayat Allah tanpa alasan yang sampai kepada mereka. Amat besar kemurkaan (bagi mereka) di sisi Allah dan di sisi orang-orang yang beriman. Demikianlah Allah mengunci mati hati orang yang sombong dan sewenang-wenang.

Allah Swt. melanjutkan kisah seorang laki-laki mukmin dari keluarga Fir'aun, bahwa dia memperingatkan kaumnya akan azab Allah Swt. di dunia dan akhirat. Untuk itu ia mengatakan, seperti yang disitir oleh firman-Nya:

{يَا قَوْمِ إِنِّي أَخَافُ عَلَيْكُمْ مِثْلَ يَوْمِ الأحْزَابِ}

Hai kaumku, sesungguhnya aku khawatir kamu akan ditimpa (bencana) seperti peristiwa kehancuran golongan yang bersekutu. (Al-Mu’min: 30)

Yakni orang-orang yang mendustakan para rasul Allah di masa yang silam seperti kaum Nabi Nuh, kaum ' Ad, kaum Tsamud, dan orang-orang yang sesudah mereka dari kalangan umat-umat yang mendustakan rasul-rasul mereka. Bagaimana mereka tertimpa azab Allah, dan tiada seorang pun yang dapat menolak atau menyelamatkan mereka dari azab-Nya.

{وَمَا اللَّهُ يُرِيدُ ظُلْمًا لِلْعِبَادِ}

Dan Allah tidak menghendaki berbuat kezaliman terhadap hamba-hamba-Nya (Al-Mu’min: 31)

Sesungguhnya Allah Swt. membinasakan mereka hanyalah karena dosa-dosa mereka sendiri, juga karena mereka mendustakan rasul-rasul-Nya dan menentang perintah-Nya. Maka Allah melangsungkan kekuasaan­Nya terhadap mereka dengan menimpakan azab-Nya atas mereka. Kemudian laki-laki itu berkata:

{وَيَا قَوْمِ إِنِّي أَخَافُ عَلَيْكُمْ يَوْمَ التَّنَادِ}

Hai kaumku, sesungguhnya aku khawatir terhadapmu akan siksaan hari panggil-memanggil. (Al-Mu’min: 32)

Yaitu siksaan hari kiamat. Dinamakan hari panggil-memanggil karena menurut sebagian ulama berdasarkan apa yang telah diceritakan di dalam hadis sangkakala yang mengatakan bahwa sesungguhnya bumi itu apabila berguncang dengan guncangan yang hebat dan mengalami keretakan dari suatu daerah ke daerah yang lain, serta mengalami kehancuran dan gempa, maka manusia pada hari itu lari pontang-panting; sebagian dari mereka memanggil sebagian yang lainnya.

Menurut ulama lainnya —antara lain Ad-Dahhak—tidak demikian, melainkan hal tersebut terjadi manakala neraka Jahanam didatangkan. Maka manusia lari darinya, lalu para malaikat menghadang mereka dan menggiring mereka ke padang mahsyar, seperti yang disebutkan di dalam firman-Nya:

{وَالْمَلَكُ عَلَى أَرْجَائِهَا}

Dan malaikat-malaikat berada di penjuru-penjuru langit. (Al-Haqqah: 17)

Dan firman-Nya:

{يَا مَعْشَرَ الْجِنِّ وَالإنْسِ إِنِ اسْتَطَعْتُمْ أَنْ تَنْفُذُوا مِنْ أَقْطَارِ السَّمَوَاتِ وَالأرْضِ فَانْفُذُوا لَا تَنْفُذُونَ إِلا بِسُلْطَانٍ}

Hai jamaah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya kecuali dengan kekuatan. (Ar-Rahman: 33)

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas r.a., Al-Hasan, dan Ad-Dahhak, bahwa mereka membacanya dengan men-tasydid-kan huruf dal berasal dari naddal ba'iru apabila unta itu binasa dan musnah. Menurut pendapat yang lain, dikatakan tanad karena pada neraca amal perbuatan terdapat malaikat; apabila amal perbuatan seseorang hamba telah ditimbang dan ternyata timbangan kebaikannya lebih berat, maka malaikat itu berseru dengan sekuat suaranya, "Ingatlah, sesungguhnya si Fulan bin Fulan beroleh kebahagiaan yang tidak akan celaka lagi sesudahnya untuk selama-lamanya." Dan apabila ternyata amal kebaikannya lebih ringan, maka malaikat itu berseru, "Ingatlah, sesungguhnya si Fulan bin Fulan telah celaka!"

Qatadah mengatakan bahwa setiap kaum dipanggil sesuai dengan amal perbuatannya, ahli surga dipanggil dengan sebutan ahli surga, dan ahli neraka dipanggil dengan sebutan ahli neraka. Menurut pendapat yang lain, hari itu dinamakan yaumut tanad karena ahli surga dan ahli neraka saling memanggil.

{أَنْ قَدْ وَجَدْنَا مَا وَعَدَنَا رَبُّنَا حَقًّا فَهَلْ وَجَدْتُمْ مَا وَعَدَ رَبُّكُمْ حَقًّا قَالُوا نَعَمْ}

Sesungguhnya kami dengan sebenarnya telah memperoleh apa yang Tuhan kami menjanjikannya kepada kami. Maka apakah kamu telah memperoleh dengan sebenarnya apa (azab) yang Tuhan kamu menjanjikannya (kepadamu)? Mereka (ahli neraka) menjawab, "benar" (Al-A'raf: 44)

Dan seruan ahli neraka kepada ahli surga, seperti yang disebutkan oleh firman-Nya:

{أَنْ أَفِيضُوا عَلَيْنَا مِنَ الْمَاءِ أَوْ مِمَّا رَزَقَكُمُ اللَّهُ قَالُوا إِنَّ اللَّهَ حَرَّمَهُمَا عَلَى الْكَافِرِينَ}

Limpahkanlah kepada kami sedikit air atau makanan yang telah direzekikan Allah kepadamu. Mereka (ahli surga) menjawab, "Sesungguhnya Allah telah mengharamkan keduanya itu atas orang-orang kafir.” (Al-A'raf: 50)

Juga karena adanya saling memanggil antara as-habul A'rafi ahli surga, dan ahli neraka, sebagaimana yang telah disebutkan di dalam surat Al-A'raf.

Imam Bagawi memilih pendapat yang mengatakan bahwa hari itu dinamakan yaumut tanad karena terjadinya gabungan dari peristiwa yang telah disebutkan di atas. Pendapatnya ini merupakan pendapat yang baik, hanya Allah-lah Yang lebih Mengetahui.

************

Firman Allah Swt.:

{يَوْمَ تُوَلُّونَ مُدْبِرِينَ}

(yaitu) hari (ketika) kamu (lari) berpaling ke belakang (Al-Mu’min: 33)

Yakni pergi melarikan diri.

{كَلا لَا وَزَرَ. إِلَى رَبِّكَ يَوْمَئِذٍ الْمُسْتَقَرُّ}

sekali-kali tidak! Tidak ada tempat berlindung! Hanya kepada Tuhan­mu sajalah pada hari itu tempat kembali. (Al-Qiyamah: 11-12)

Karena itulah dalam surat ini disebutkan oleh firman-Nya:

{مَا لَكُمْ مِنَ اللَّهِ مِنْ عَاصِمٍ}

tidak ada bagimu seorang pun yang menyelamatkan kamu dari (azab) Allah. (Al-Mu’min: 33)

Yakni tiada seorang pun yang dapat melindungi kalian dari azab Allah dan pembalasan-Nya.

{وَمَنْ يُضْلِلِ اللَّهُ فَمَا لَهُ مِنْ هَادٍ}

dan siapa yang disesatkan Allah, niscaya tidak ada baginya seorang yang akan memberi petunjuk. (Al-Mu’min: 33)

Maksudnya, barang siapa yang disesatkan oleh Allah Swt., maka tiada seorang pun yang akan dapat memberinya petunjuk selain Dia.

*************

Firman Allah Swt.:

وَلَقَدْ جَاءَكُمْ يُوسُفُ مِنْ قَبْلُ بِالْبَيِّنَاتِ}

Dan sesungguhnya telah datang Yusuf kepadamu sebelumnya dengan membawa keterangan-keterangan. (Al-Mu’min: 34)

Yaitu kepada penduduk negeri Mesir; Allah Swt. telah mengutus kepada mereka seorang rasul sebelum Musa a.s. Dia adalah Yusuf a.s. Dia sebagai 'aziz (perdana menteri) penduduk Mesir, sekaligus sebagai seorang rasul yang menyeru umatnya untuk menyembah Allah Swt. dengan cara bersikap adil. Tetapi mereka tidak menaatinya dengan taat yang sebenarnya, melainkan hanya karena memandang kedudukannya dan kekayaan duniawinya. Karena itulah disebutkan dalam firman selanjutnya:

{فَمَا زِلْتُمْ فِي شَكٍّ مِمَّا جَاءَكُمْ بِهِ حَتَّى إِذَا هَلَكَ قُلْتُمْ لَنْ يَبْعَثَ اللَّهُ مِنْ بَعْدِهِ رَسُولا}

tetapi kamu senantiasa dalam keraguan tentang apa yang dibawanya kepadamu, hingga ketika dia meninggal, kamu berkata, "Allah tidak akan mengirim seorang rasul pun sesudahnya.” (Al-Mu’min: 34)

Yakni lalu kalian putus asa dan kamu katakan dengan nada yang mengandung pengertian menggambarkan keinginan kalian: Allah tidak akan mengirim seorang rasul pun sesudahnya. (Al-Mu’min: 34) Demikian itu karena kekafiran mereka dan ketidakpercayaan mereka kepada rasul.

{كَذَلِكَ يُضِلُّ اللَّهُ مَنْ هُوَ مُسْرِفٌ مُرْتَابٌ}

Demikianlah Allah menyesatkan orang-orang yang melampaui batas dan ragu-ragu. (Al-Mu’min: 34)

Yakni keadaan kalian ini adalah sebagaimana keadaan orang yang telah disesatkan oleh Allah karena perbuatannya yang sewenang-wenang dan hatinya ragu kepada kebenaran.

Dalam firman selanjutnya disebutkan:

{الَّذِينَ يُجَادِلُونَ فِي آيَاتِ اللَّهِ بِغَيْرِ سُلْطَانٍ أَتَاهُمْ}

(yaitu) orang-orang yang memperdebatkan ayat-ayat Allah tanpa alasan yang sampai kepada mereka. (Al-Mu’min: 35)

Yaitu orang-orang yang menolak kebenaran dengan kebatilan, dan membantah bukti-bukti tanpa dalil dan alasan dari Allah Swt. Maka sesungguhnya Allah Swt. sangat benci terhadap orang yang berperilaku demikian. Karena itulah dalam firman selanjutnya disebutkan:

{كَبُرَ مَقْتًا عِنْدَ اللَّهِ وَعِنْدَ الَّذِينَ آمَنُوا}

Amat besar kemurkaan (bagi mereka) di sisi Allah dan di sisi orang-orang yang beriman. (Al-Mu’min: 35)

Maksudnya, orang-orang yang beriman pun membenci orang-orang yang sifatnya demikian. Karena sesungguhnya orang yang bersifat demikian mata hatinya telah dikunci oleh Allah, sehingga ia sesudah itu tidak lagi dapat mengenal kebaikan dan tidak lagi mengingkari kemungkaran. Karena itulah disebutkan dalam firman selanjutnya:

{كَذَلِكَ يَطْبَعُ اللَّهُ عَلَى كُلِّ قَلْبِ مُتَكَبِّرٍ}

Demikianlah Allah mengunci mati hati orang-orang yang sombong. (Al-Mu’min: 35) '

Yakni tidak mau mengikuti perkara yang hak karena merasa besar diri.

{جَبَّارٍ}

lagi sewenang-wenang. (Al-Mu’min: 35)

Ibnu Abu Hatim telah meriwayatkan dari Ikrimah, juga dari Asy-Sya'bi; keduanya mengatakan bahwa seorang manusia itu belum dinamakan sebagai seorang yang berlaku sewenang-wenang sebelum ia membunuh dua orang (tanpa alasan yang dibenarkan).

Abu Imran Al-Juni dan Qatadah mengatakan bahwa pertanda orang-orang yang berlaku sewenang-wenang itu ialah suka membunuh tanpa alasan yang hak; hanya Allah-lah Yang Maha Mengetahui.

Artikel Terkait

Previous
Next Post »