78 Tafsir Surat An-Naba' Ayat 31-36 - Tafsir Ibnu Katsir Terlengkap

4:46 PM


An-Naba, ayat 31 -36

إِنَّ لِلْمُتَّقِينَ مَفَازًا (31) حَدَائِقَ وَأَعْنَابًا (32) وَكَوَاعِبَ أَتْرَابًا (33) وَكَأْسًا دِهَاقًا (34) لَا يَسْمَعُونَ فِيهَا لَغْوًا وَلَا كِذَّابًا (35) جَزَاءً مِنْ رَبِّكَ عَطَاءً حِسَابًا (36)
Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa mendapat kemenangan, (yaitu) kebun-kebun dan buah anggur, dan gadis-gadis remaja yang sebaya, dan gelas-gelas yang penuh (berisi minuman). Di dalamnya mereka tidak mendengar perkataan yang sia-sia dan tidak (pula perkataan) dusta. Sebagai balasan dari Tuhanmu dan pemberian yang cukup banyak.
Allah Swt. berfirman, menceritakan keadaan orang-orang yang berbahagia dan pahala apa yang telah disediakan oleh Allah Swt. bagi mereka berupa kehormatan dan kenikmatan yang abadi; untuk itu Allah Swt. berfirman:
{إِنَّ لِلْمُتَّقِينَ مَفَازًا}
Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa mendapat kemenangan. (An-Naba: 31)
Ibnu Abbas dan Ad-Dahhak mengatakan, makna mafazan ialah tempat untuk berekreasi. Mujahid dan Qatadah mengatakan bahwa mereka beroleh kemenangan, maka mereka selamat dari neraka. Tetapi pendapat yang jelas dalam hal ini adalah yang dikatakan oleh Ibnu Abbas, karena dalam firman berikutnya disebutkan:
{حَدَائِقَ}
(yaitu) kebun-kebun. (An-Naba: 32)
Maksudnya, taman-taman yang dipenuhi dengan pohon-pohon kurma dan lain-lainnya.
{وَأَعْنَابًا وَكَوَاعِبَ أَتْرَابًا}
dan buah anggur, dan gadis-gadis remaja yang sebaya. (An-Naba: 32-33)
Yaitu bidadari-bidadari yang sebaya usianya. Ibnu Abbas dan Mujahid serta selain keduanya yang bukan hanya seorang mengatakan bahwa makna kawa'ib ialah nawahid, yakni bidadari-bidadari yang dadanya montok lagi kencang tidak bergayut, karena mereka masih gadis Iagi berusia remaja semuanya, sebagaimana yang telah disebutkan di dalam surat Al-Waqi'ah.
قَالَ ابْنُ أَبِي حَاتِمٍ: حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ أَحْمَدَ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الدَّشْتَكِيُّ، حَدَّثَنِي أَبِي، عَنْ أَبِي سُفْيَانَ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ عَبْدِ رَبِّ بْنِ تَيْمٍ الْيَشْكُرِيِّ، حَدَّثَنَا عَطِيَّةُ بْنُ سُلَيْمَانَ أَبُو الْغَيْثِ، عَنْ أَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْقَاسِمِ بْنِ أَبِي الْقَاسِمِ الدِّمَشْقِيِّ، عَنْ أَبِي أُمَامَةَ: أَنَّهُ سَمِعَهُ يُحَدِّثُ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ: "إِنَّ قُمُص أَهْلِ الْجَنَّةِ لِتَبْدُوَ مِنْ رِضْوَانِ اللَّهِ، وَإِنَّ السَّحَابَةَ لَتَمُرُّ بِهِمْ فَتُنَادِيهِمْ: يَا أَهْلَ الْجَنَّةِ، مَاذَا تُرِيدُونَ أَنْ أُمْطِرَكُمْ؟ حَتَّى إِنَّهَا لَتُمْطِرُهُمُ الْكَوَاعِبَ الْأَتْرَابَ"
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abdullah ibnu Ahmad ibnu Abdur Rahman Ad-Dustuki, telah menceritakan kepadaku ayahku, dari Abu Sufyan alias Abdur Rahman ibnu Abdullah ibnu Tayyim, telah menceritakan kepada kami Atiyyah ibnu Sulaiman alias Abul Gais, dari Abu Abdur Rahman Al-Qasim ibnu Abul Qasim Ad-Dimasyqi, dari Abu Umamah, bahwa ia pernah mendengarnya menceritakan hadis berikut dari Nabi Saw. yang telah bersabda: Sesungguhnya baju-baju gamis ahli surga benar-benar menampilkan keridaan Allah (kepada mereka), dan sesungguhnya awan benar-benar melewati mereka, lalu berseru kepada mereka, "Hai Ahli Surga, apakah yang ingin aku turunkan kepada kalian?” Sehingga sesungguhnya awan surga itu benar-benar menghujani mereka dengan gadis-gadis remaja yang sebaya usianya.
Allah Swt. berfirman:
{وَكَأْسًا دِهَاقًا}
dan gelas-gelas yang penuh (berisi minuman). (An-Naba: 34)
Ibnu Abbas mengatakan bahwa makna yang dimaksud ialah yang penuh-penuh lagi berturut-turut. Menurut ikrimah, makna yang dimaksud ialah yang jernih minumannya.
Mujahid, Al-Hasan, Qatadah, dan Ibnu Zaid mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: yang penuh (berisi minuman). (An-Naba: 34) Yakni penuh berisi minuman lagi menyenangkan. Mujahid dan Sa'id ibnu Jubair mengatakan berturut-turut.
Firman Allah Swt.:
{لَا يَسْمَعُونَ فِيهَا لَغْوًا وَلا كِذَّابًا}
Di dalamnya mereka tidak mendengar perkataan yang sia-sia dan tidak (pula perkataan) dusta. (An-Naba: 35)
Semakna dengan firman-Nya:
لَا لَغْوٌ فِيها وَلا تَأْثِيمٌ
Mereka tidak mendengar di dalamnya perkataan yang sia-sia dan tidak pula perkataan yang menimbulkan dosa. (Al-Waqi'ah: 25)
Yaitu di dalam surga tidak terdapat perkataan yang sia-sia tiada faedahnya, tidak pula perkataan yang berdosa (yakni dusta), bahkan surga adalah negeri kesejahteraan, dan semua yang ada di dalamnya bebas dari segala bentuk kekurangan.
Firman Allah Swt.:
{جَزَاءً مِنْ رَبِّكَ عَطَاءً حِسَابًا}
Sebagai balasan dari Tuhanmu dan pemberian yang cukup banyak. (An-Naba: 36)
Semua yang telah disebutkan di atas merupakan balasan dari Allah yang diberikan-Nya kepada mereka sebagai karunia, kebaikan, dan rahmat-Nya kepada mereka.
{عَطَاءً حِسَابًا}
dan pemberian yang cukup banyak. (An-Naba: 36)
Yakni yang cukup, sesuai, utuh, lagi banyak. Orang Arab mengatakan A'tanifa-ahsabani,yakni dia memberiku dengan pemberian yang cukup banyak. Dan termasuk ke dalam pengertian ini ucapan Hasbiyallah, yang artinya 'cukuplah Allah sebagai Pelindungku'.

Artikel Terkait

Previous
Next Post »