71 Tafsir Surat Nuh Ayat 25-28 - Tafsir Ibnu Katsir Terlengkap

8:53 AM


Nuh, ayat 25-28


مِمَّا خَطِيئَاتِهِمْ أُغْرِقُوا فَأُدْخِلُوا نَارًا فَلَمْ يَجِدُوا لَهُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ أَنْصَارًا (25) وَقَالَ نُوحٌ رَبِّ لَا تَذَرْ عَلَى الْأَرْضِ مِنَ الْكَافِرِينَ دَيَّارًا (26) إِنَّكَ إِنْ تَذَرْهُمْ يُضِلُّوا عِبَادَكَ وَلَا يَلِدُوا إِلَّا فَاجِرًا كَفَّارًا (27) رَبِّ اغْفِرْ لِي وَلِوَالِدَيَّ وَلِمَنْ دَخَلَ بَيْتِيَ مُؤْمِنًا وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَلَا تَزِدِ الظَّالِمِينَ إِلَّا تَبَارًا (28)

Disebabkan kesalahan-kesalahan mereka, mereka ditenggelamkan, lalu dimasukkan ke neraka, maka mereka tidak mendapat penolong-penolong bagi mereka selain dari Allah. Nuh berkata, "Ya Tuhanku, janganlah Engkau biarkan seorangpun di anta a orang-orang kafir tinggal di atas bumi. Sesungguhnya jika Engkau biarkan mereka tinggal, niscaya mereka akan menyesatkan hamba-hamba-Mu, dan mereka tidak akan melahirkan selain anak yang berbuat maksiat lagi sangat kafir. Ya Tuhanku! Ampunilah aku, ibu bapakku, orang yang masuk ke rumahku dengan beriman, dan semua orang yang beriman laki-laki dan perempuan. Dan janganlah Engkau tambahkan bagi orang-orang yang zalim itu selain kebinasaan.”

Firman Allah Swt:
{مِمَّا خَطايَاهُمْ}
Disebabkan kesalahan-kesalahan mereka. (Nuh: 25)
Menurut qiraat lain dibaca khatayahum.
{أُغْرِقُوا}
mereka ditenggelamkan. (Nuh: 25)
Yakni karena dosa-dosa mereka yang terlalu banyak dan pembangkangan serta tekad mereka yang tetap pada kekafiran mereka dan menentang rasul mereka.
{أُغْرِقُوا فَأُدْخِلُوا نَارًا}
Mereka ditenggelamkan lalu dimasukkan ke dalam neraka. (Nuh: 25)
Mereka dipindahkan dari arus air banjir besar ke panasnya api neraka.
{فَلَمْ يَجِدُوا لَهُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ أَنْصَارًا}
maka mereka tidak mendapat penolong-penolong bagi mereka selain dari Allah. (Nuh: 25)
Yaitu tiada bagi mereka seorang penolong pun, tiada penyelamat, tiada peiindung bagi mereka dari azab Allah Swt. Semakna dengan apa yang disebutkan oleh firman Allah Swt.:
 لَا عاصِمَ الْيَوْمَ مِنْ أَمْرِ اللَّهِ إِلَّا مَنْ رَحِمَ
Tidak ada yang melindungi hari ini dari azab Allah selain Allah (saja) Yang Maha Penyayang.(Hud: 43)
*******************
Adapun firman Allah Swt.:
{وَقَالَ نُوحٌ رَبِّ لَا تَذَرْ عَلَى الأرْضِ مِنَ الْكَافِرِينَ دَيَّارًا}
Nuh berkata, "Ya Tuhanku, janganlah Engkau biarkan seorang pun di antara orang-orang kafir itu tinggal di atas bumi. (Nuh: 26)
Maksudnya, janganlah Engkau biarkan di muka bumi ini seorang pun dari mereka dan jangan pula suatu tempat tinggal pun bagi mereka. Lafaz dayyaran termasuk ungkapan yang mengukuhkan nafi, menurut Ad-Dahhak artinya sebuah tempat tinggal pun (bagi mereka). As-Saddi mengatakan bahwa ad-dayyar artinya orang yang menghuni rumah. Maka Allah memperkenankan doanya dan membinasakan semua manusia yang ada di muka bumi dari kalangan orang-orang kafir hingga anak Nuh sendiri yang memisahkan diri dari ayahnya dan bergabung dengan kaumnya dalam kekafiran. Anaknya itu mengatakan seperti yang diceritakan oleh Allah Swt. melalui firman-Nya:
سَآوِي إِلى جَبَلٍ يَعْصِمُنِي مِنَ الْماءِ قالَ لَا عاصِمَ الْيَوْمَ مِنْ أَمْرِ اللَّهِ إِلَّا مَنْ رَحِمَ وَحالَ بَيْنَهُمَا الْمَوْجُ فَكانَ مِنَ الْمُغْرَقِينَ
Aku akan mencari perlindungan ke gunung yang dapat memeliharaku dari air bah. Nuh berkata, "Tidak ada yang melindungi hari ini dari azab Allah selain Allah (saja) Yang Maha Penyayang." Dan gelombang menjadi penghalang antara keduanya; maka jadilah anak itu termasuk orang-orang yang ditenggelamkan. (Hud: 43)
قَالَ ابْنُ أَبِي حَاتِمٍ: قُرِئَ عَلَى يُونُسَ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى، أَخْبَرَنَا ابْنُ وَهْبٍ، أَخْبَرَنِي شَبيب بْنُ سَعْدٍ، عَنِ أَبِي الْجَوْزَاءِ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "لَوْ رَحِمَ اللَّهُ مِنْ قَوْمِ نُوحٍ أَحَدًا، لَرَحِمَ امْرَأَةً، لَمَّا رَأَتِ الْمَاءَ حَمَلَتْ وَلَدَهَا ثُمَّ صَعِدَتِ الْجَبَلَ، فَلَمَّا بَلَغَهَا الْمَاءُ صَعِدَتْ بِهِ مَنْكِبَهَا، فَلَمَّا بَلَغَ الْمَاءُ مَنْكِبَهَا وَضَعَتْ وَلَدَهَا عَلَى رَأْسِهَا، فَلَمَّا بَلَغَ الْمَاءُ رَأْسَهَا رَفَعَتْ وَلَدَهَا بِيَدِهَا. فَلَوْ رَحِمَ اللَّهُ مِنْهُمْ أَحَدًا لِرَحِمِ هَذِهِ الْمَرْأَةَ"
Ibnu Abu Hatim mengatakan bahwa Yunus ibnu Abdul A'la membacakan kepadaku bahwa telah menceritakan kepada kami Ibnu Wahb, telah menceritakan kepadaku Syabib ibnu Sa'id, dari Abul Jauza, dari Ibnu Abbas yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: Seandainya Allah mengasihani seseorang dari kaum Nuh, tentulah Allah mengasihani seorang wanita yang ketika melihat air bah datang ia menggendong anaknya dan menaiki bukit. Dan setelah air bah mencapai bukit, ia naikkan anaknya ke pundaknya. Dan ketika air mencapai pundaknya, ia letakkan anaknya di atas kepalanya. Dan ketika air mencapai kepalanya, ia mengangkat anaknya dengan kedua tangannya. Seandainya Allah mengasihani seseorang dari mereka, tentulah Dia mengasihani wanita ini.
Hadis ini garib, tetapi semua perawinya berpredikat tsiqat. Akhirnya Allah Swt. menyelamatkan orang-orang yang ada di dalam bahtera bersama Nuh a.s., yaitu mereka yang beriman kepadanya, dan Allah telah memerintahkan kepada Nuh a.s. sebelumnya untuk menaikkan mereka ke dalam bahteranya.
*******************
Firman Allah Swt.:
{إِنَّكَ إِنْ تَذَرْهُمْ يُضِلُّوا عِبَادَكَ}
Sesungguhnya jika Engkau biarkan mereka tinggal, niscaya mereka akan menyesatkan hamba-hamba-Mu. (Nuh: 27)
Yakni sesungguhnya jika Engkau membiarkan seseorang dari mereka tetap hidup, niscaya dia akan menyesatkan hamba-hamba-Mu yang Engkau ciptakan sesudah mereka.
{وَلا يَلِدُوا إِلا فَاجِرًا كَفَّارًا}
dan mereka tidak akan melahirkan selain anak yang berbuat maksiat lagi sangat kafir. (Nuh: 27)
Yaitu durhaka dalam sepak terjangnya lagi kafir hatinya. Demikian itu dikatakan oleh Nuh a.s. atas dasar pengalamannya dengan mereka dan dia tinggal bersama mereka dalam kurun waktu yang cukup lama, yaitu sembilan ratus lima puluh tahun. Kemudian Nabi Nuh a.s. menutup doanya dengan memohon kepada Allah Swt.:
{رَبِّ اغْفِرْ لِي وَلِوَالِدَيَّ وَلِمَنْ دَخَلَ بَيْتِيَ مُؤْمِنًا}
Ya Tuhanku! Ampunilah aku, ibu bapakku, orang yang masuk ke rumahku dengan beriman.(Nuh: 28)
Menurut Ad-Dahhak, yang dimaksud dengan rumahku ialah masjidku. Akan tetapi, tidak mengapa jika ayat ditakwilkan sesuai dengan makna lahiriahnya. Yaitu bahwa dia mendoakan bagi setiap orang yang masuk ke dalam rumahnya dalam keadaan beriman.
قَالَ الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا أَبُو عَبْدِ الرَّحْمَنِ، حَدَّثَنَا حَيْوَة، أَنْبَأَنَا سَالِمُ بْنُ غَيْلَانَ: أَنَّ الْوَلِيدَ بْنَ قَيْسٍ التُّجِيبِيّ أَخْبَرَهُ: أَنَّهُ سَمِعَ أَبَا سَعِيدٍ الْخُدْرِيَّ -أَوْ: عَنْ أَبِي الْهَيْثَمِ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ:-أَنَّهُ سَمِعَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: "لَا تَصْحَبْ إِلَّا مُؤْمِنًا، وَلَا يَأْكُلْ طَعَامَكَ إِلَّا تَقِيٌّ".
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Abdur Rahman, telah menceritakan kepada kami Haiwah, telah menceritakan kepada kami Salim ibnu Gailan, bahwa Al-Walid ibnu Qais At-Tajibi pernah menceritakan kepadanya bahwa ia pernah mendengar Abu Sa'id Al-Khudri atau dari Abul Haisam, dari Abu Sa'id, bahwa Abu Sa'id pernah mendengar Rasulullah Saw. bersabda: Janganlah kamu berteman kecuali dengan orang mukmin, dan janganlah makan makananmu kecuali orang yang bertakwa.
Imam Abu Daud dan, Imam Turmuzi meriwayatkan hadis ini melalui Abdullah ibnul Mubarak, dari Haiwah ibnu Syuraih dengan sanad yang sama. Kemudian Imam Turmuzi mengatakan bahwa sesungguhnya kami mengenal hadis ini hanya melalui jalur ini saja.
*******************
Firman Allah Swt.:
{وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ}
dan semua orang yang beriman laki-laki dan perempuan. (Nuh: 28)
Ini merupakan doa untuk segenap orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan, yang hal ini mencakup orang yang masih hidup dari kalangan mereka dan juga orang yang sudah mati. Karena itulah maka disunatkan membaca doa seperti ini karena mengikut kepada jejak Nabi Nuh a.s. dan mengamalkan apa yang disebutkan di dalam asar-asar dan doa-doa yang terkenal lagi dianjurkan oleh syariat.
Firman Allah Swt.:
{وَلا تَزِدِ الظَّالِمِينَ إِلا تَبَارًا}
Dan janganlah Engkau tambahkan bagi orang-orang yang zalim itu selain kebinasaan. (Nuh: 28)
As-Saddi mengatakan bahwa makna tabaranialah kebinasaan. Sedangkan menurut Mujahid, artinya kerugian, yakni di dunia dan akhirat.
آخِرُ تَفْسِيرِ سُورَةِ "نُوحٍ" [عَلَيْهِ السَّلَامُ وَلِلَّهِ الحمد والمنة]

Artikel Terkait

Previous
Next Post »