يَوْمَ يُكْشَفُ عَنْ سَاقٍ وَيُدْعَوْنَ إِلَى السُّجُودِ فَلَا يَسْتَطِيعُونَ (42) خَاشِعَةً أَبْصَارُهُمْ تَرْهَقُهُمْ ذِلَّةٌ وَقَدْ كَانُوا يُدْعَوْنَ إِلَى السُّجُودِ وَهُمْ سَالِمُونَ (43) فَذَرْنِي وَمَنْ يُكَذِّبُ بِهَذَا الْحَدِيثِ سَنَسْتَدْرِجُهُمْ مِنْ حَيْثُ لَا يَعْلَمُونَ (44) وَأُمْلِي لَهُمْ إِنَّ كَيْدِي مَتِينٌ (45) أَمْ تَسْأَلُهُمْ أَجْرًا فَهُمْ مِنْ مَغْرَمٍ مُثْقَلُونَ (46) أَمْ عِنْدَهُمُ الْغَيْبُ فَهُمْ يَكْتُبُونَ (47)
Pada hari betis disingkapkan dan mereka dipanggil untuk bersujud; maka mereka tidak kuasa, (dalam keadaan) pandangan mereka tunduk ke bawah, lagi mereka diliputi kehinaan. Dan sesungguhnya mereka dahulu (di dunia) diseru untuk bersujud, dan mereka dalam keadaan sejahtera. Maka serahkanlah (ya Muhammad) kepada-Ku (urusan) orang-orang yang mendustakan perkataan ini (Al-Qur'an). Nanti Kami akan menarik mereka dengan berangsur-angsur (ke arah kehinaan) dari arah yang tidak mereka ketahui, dan Aku memberi tangguh kepada mereka. Sesungguhnya rencana-Ku amat teguh. Ataukah kamu meminta upah kepada mereka, lalu mereka diberati dengan utang? Ataukah ada pada mereka ilmu tentang yang gaib, lalu mereka menulis (padanya apa yang mereka tetapkan)?Setelah menyebutkan perihal apa yang diperoleh orang-orang yang bertakwa di sisi Tuhan mereka, yaitu surga-surga yang penuh dengan kenikmatan, lalu Allah Swt. menyebutkan saat kejadian itu. Untuk itu Allah Swt. berfirman:
{يَوْمَ يُكْشَفُ عَنْ سَاقٍ وَيُدْعَوْنَ إِلَى السُّجُودِ فَلا يَسْتَطِيعُونَ}
Pada hari betis disingkapkan dan mereka dipanggil untuk bersujud; maka mereka tidak kuasa. (Al-Qalam: 42)Yakni di hari kiamat nanti berikut segala sesuatu yang terjadi di dalamnya berupa huru-hara, keguncangan, malapetaka, ujian, dan peristiwa-peristiwa yang besar lagi dahsyat.
Imam Bukhari sehubungan dengan hal ini mengatakan:
حَدَّثَنَا آدَمُ، حَدَّثَنَا اللَّيْثِ، عَنْ خَالِدِ بْنِ يَزِيدَ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ أَبِي هِلَالٍ، عَنْ زَيْدِ بْنِ أَسْلَمَ، عَنْ عَطَاءِ بْنِ يَسَار، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ قَالَ: سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: "يَكشِفُ رَبّنا عَنْ سَاقِهِ، فَيَسْجُدُ لَهُ كُلُّ مُؤْمِنٍ وَمُؤْمِنَةٍ، وَيَبْقَى مَنْ كَانَ يَسْجُدُ فِي الدُّنْيَا رِيَاءً وَسُمْعَةً، فَيَذْهَبُ لِيَسْجُدَ فَيَعُودُ ظَهْرُهُ طَبَقًا وَاحِدًا"
telah menceritakan kepada kami Adam, telah menceritakan kepada kami Al-Lais, dari Khalid ibnu Yazid, dari Sa'id ibnu Abu Hilal, dari Zaid ibnu Aslam, dari Ata ibnu Yasar, dari Abu Sa'id Al-Khudri yang mengatakan bahwa ia pernah mendengar Nabi Saw. bersabda: Kelak (di hari kiamat) Tuhan menyingkapkan betis (sebagian kekuasaan)Nya, maka bersujudlah kepada-Nya semua orang mukmin laki-laki dan perempuan, dan tertinggallah orang yang dahulunya ketika di dunia sujud karena ria dan pamer, maka ia berupaya untuk melakukan sujud, tetapi punggungnya kembali berbalik menjadi tegak(tidak dapat sujud).Hadis ini diketengahkan di dalam kitab Sahihain dan kitab-kitab hadis lainnya melalui berbagai jalur dan dengan lafaz yang beraneka ragam. Hadisnya cukup panjang lagi terkenal.
Abdullah ibnul Mubarak mengatakan dari Usamah ibnu Zaid, dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya: Pada hari betis disingkapkan. (Al-Qalam: 42) Bahwa hari itu adalah hari kiamat, yaitu hari kesusahan dan hari yang keras.
Demikianlah menurut Ibnu Jarir dalam riwayatnya, dan ia mengatakan bahwa telah menceritakan kepada kami Ibnu Humaid, telah menceritakan kepada kami Mahran, dari Sufyan, dari Al-Mugirah, dari Ibrahim, dari Ibnu Mas'ud atau dari Ibnu Abbas —Ibnu Jarir ragu— sehubungan dengan makna firman-Nya: Pada hari betis disingkapkan. (Al-Qalam: 42) karena terjadinya peristiwa yang sangat besar (dahsyat), semakna dengan ucapan seorang penyair, "Perang itu kian memuncak hingga menyingkapkan betis orang-orang yang terlibat di dalamnya."
Ibnu Abu Najih telah meriwayatkan dari Mujahid sehubungan dengan makna firman-Nya: Pada hari betis disingkapkan. (Al-Qalam: 42) Yaitu karena terjadinya peristiwa yang sangat menyusahkan. Ibnu Abbas mengatakan bahwa peristiwa merupakan saat yang paling menyusahkan di hari kiamat.
Ibnu Jarir telah meriwayatkan dari Mujahid sehubungan dengan makna firman-Nya: Pada hari betis disingkapkan. (Al-Qalam: 42) Yakni karena peristiwa yang sangat menyusahkan di hari itu.
Ali ibnu Abu Talhah telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya: Pada hari betiss disingkapkan. (Al-Qalam: 42) Ini merupakan ungkapan kinayah yang menggambarkan terjadinya peristiwa yang sangat mengerikan lagi sangat menakutkan di hari kiamat.
Al-Aufi telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya: Pada hari betis disingkapkan. (Al-Qalam: 42) Maksudnya, di hari ditampakkan semua urusan dan semua amal perbuatan dipamerkan. Makna kasyf adalah memasuki negeri akhirat dan dibukakannya semua peristiwa yang terjadi di hari itu. Hal yang semisal telah dikatakan oleh Ad-Dahhak dan lain-lainnya, dari Ibnu Abbas, yang semuanya dikemukakan oleh Ibnu Jarir.
Kemudian Ibnu Jarir mengatakan:
حَدَّثَنِي أَبُو زَيْدٍ عُمَرُ بْنُ شَبَّة، حَدَّثَنَا هَارُونُ بْنُ عُمَرَ الْمَخْزُومِيُّ، حَدَّثَنَا الْوَلِيدُ بْنُ مُسْلِمٍ، حَدَّثَنَا أَبُو سَعِيدٍ رَوْحُ بْنِ جَنَاحٍ، عَنْ مَوْلًى لِعُمَرَ بْنِ عَبْدِ الْعَزِيزِ، عَنْ أَبِي بُرْدَةَ بْنِ أَبِي مُوسَى، عَنْ أَبِيهِ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قال: {يَوْمَ يُكْشَفُ عَنْ سَاقٍ} قَالَ: "عَنْ نُورٍ عَظِيمٍ، يَخِرُّونَ لَهُ سُجَّدًا".
telah menceritakan kepadaku Abu Zaid alias Umar ibnu Syaibah, telah menceritakan kepada kami Harun ibnu Umar Al-Makhzumi, telah menceritakan kepada kami Al-Walid ibnu Muslim, telah menceritakan kepada kami Abu Sa' id alias Rauh ibnu Janah, dari seorang mania milik Umar ibnu Abdul Aziz, dari Abu Burdah ibnu Abu Musa, dari ayahnya, dari Nabi Swt. yang telah bersabda: Pada hari betis disingkapkan, yakni cahaya Yang Mahabesar yang semua makhluk terjungkal bersujud kepada-Nya.Abu Ya'la telah meriwayatkannya dari Al-Qasim ibnu Yahya, dari Al-Walid ibnu Muslim dengan sanad yang sama; tetapi di dalam sanadnya terdapat seorang perawi yang misteri (tidak diketahui namanya). Hanya Allah-lah Yang Maha Mengetahui.
*******************
Firman Allah Swt.:
{خَاشِعَةً أَبْصَارُهُمْ تَرْهَقُهُمْ ذِلَّةٌ}
(dalam keadaan) pandangan mereka tunduk ke bawah, lagi mereka diliputi kehinaan. (Al-Qalam: 43)Yakni di negeri akhirat nanti disebabkan dosa-dosa mereka dan kesombongan mereka ketika di dunia, maka mereka dihukum dengan kebalikan dari apa yang pernah mereka perbuat. Ketika mereka diseru untuk bersujud di dunia, mereka menolaknya, padahal keadaan mereka sedang sehat dan sejahtera. Maka demikianlah mereka diazab dengan tidak mempunyai kemampuan untuk bersujud di hari kemudian, yaitu bilamana Tuhan Yang Mahamulia lagi Mahaagung menampakkan diri-Nya, dan orang-orang mukmin semuanya bersujud kepada-Nya; maka tiada seorang pun dari orang-orang kafir dan orang-orang munafik yang mampu melakukan sujud kepada-Nya, bahkan punggung mereka kembali berdiri tegak. Tiap kali seseorang dari mereka mencoba untuk sujud, punggungnya mental kembali ke arah kebalikan sujud, seperti keadaan mereka ketika di dunia; maka berbeda dengan keadaan kaum mukmin.
Kemudian Allah Swt. berfirman:
{فَذَرْنِي وَمَنْ يُكَذِّبُ بِهَذَا الْحَدِيثِ}
Maka serahkanlah (ya Muhammad) kepada-Ku (urusan) orang-orang yang mendustakan perkataan ini (Al-Qur'an). (Al-Qalam: 44)Ini mengandung ancaman keras, yakni biarkanlah Aku dan dia, Aku lebih mengetahui bagaimana memperlakukannya, Aku akan memberi segala apa yang diinginkannya dan Kubiarkan dia dalam kesesatannya; Aku beri tangguh dia, kemudian Aku hukum dia dengan hukuman dari Tuhan Yang Mahaperkasa lagi Mahakuasa. Karena itulah maka disebutkan dalam firman berikutnya:
{سَنَسْتَدْرِجُهُمْ مِنْ حَيْثُ لَا يَعْلَمُونَ}
Nanti Kami akan menarik mereka dengan berangsur-angsur (ke arah kebinasaan) dari arah yang tidak mereka ketahui. (Al-Qalam: 44)Yakni sedangkan mereka tidak merasakan hal itu, bahkan mereka mengira bahwa hal itu sebagai penghormatan dari Allah untuk mereka; padahal kenyataannya kebalikannya, yaitu penghinaan. Semakna dengan apa yang disebutkan oleh firman-Nya dalam ayat lain, yaitu:
أَيَحْسَبُونَ أَنَّما نُمِدُّهُمْ بِهِ مِنْ مالٍ وَبَنِينَ نُسارِعُ لَهُمْ فِي الْخَيْراتِ بَلْ لَا يَشْعُرُونَ
Apakah mereka mengira bahwa harta dan anak-anak yang Kami berikan kepada mereka itu (berarti bahwa), Kami bersegera memberikan kebaikan-kebaikan kepada mereka? Tidak, ' sebenarnya mereka tidak sadar. (Al-Mu’minun: 55-56)Dan firman Allah Swt:
فَلَمَّا نَسُوا مَا ذُكِّرُوا بِهِ فَتَحْنا عَلَيْهِمْ أَبْوابَ كُلِّ شَيْءٍ حَتَّى إِذا فَرِحُوا بِما أُوتُوا أَخَذْناهُمْ بَغْتَةً فَإِذا هُمْ مُبْلِسُونَ
Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kami pun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa. (Al-An'am: 44)Karena itulah maka disebutkan dalam surat ini oleh firman-Nya:
{وَأُمْلِي لَهُمْ إِنَّ كَيْدِي مَتِينٌ}
dan Aku memberi tangguh kepada mereka. Sesungguhnya rencana-Ku amat teguh. (Al-Qalam: 45)Artinya, Aku tangguhkan mereka dan Aku akhirkan azab mereka serta Aku berikan kepada mereka apa yang mereka inginkan, yang demikian itu termasuk tipu daya-Ku terhadap mereka. Maka disebutkan dalam firman-Nya:
{إِنَّ كَيْدِي مَتِينٌ}
Sesungguhnya rencana-Ku amat teguh. (Al-Qalam: 45)Yaitu amat besar terhadap orang yang menentang perintah-Ku, mendustakan rasul-rasul-Ku, dan berani berbuat durhaka terhadap-Ku. Di dalam kitab Sahihain disebutkan sebuah hadis, bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda:
«إِنَّ اللَّهَ تَعَالَى لَيُمْلِي لِلظَّالِمِ حَتَّى إِذَا أَخَذَهُ لَمْ يُفْلِتْهُ»
Sesungguhnya Allah Swt. benar-benar memberi tangguh kepada orang yang zalim; hingga manakala Dia mengazabnya, maka ia tidak dapat luput dari siksa-Nya.Kemudian Nabi Saw. membaca firman-Nya:
وَكَذلِكَ أَخْذُ رَبِّكَ إِذا أَخَذَ الْقُرى وَهِيَ ظالِمَةٌ إِنَّ أَخْذَهُ أَلِيمٌ شَدِيدٌ
Dan begitulah azab Tuhanmu, apabila Dia mengazab penduduk negeri-negeri yang berbuat zalim. Sesungguhnya azab-Nya itu adalah sangat pedih lagi keras. (Hud: 102)
*******************
Adapun firman Allah Swt.:
{أَمْ تَسْأَلُهُمْ أَجْرًا فَهُمْ مِنْ مَغْرَمٍ مُثْقَلُونَ أَمْ عِنْدَهُمُ الْغَيْبُ فَهُمْ يَكْتُبُونَ}
Ataukah kamu meminta upah kepada mereka, lalu mereka diberati dengan utang? Ataukah ada pada mereka ilmu tentang yang gaib, lalu mereka menulis (padanya apa yang mereka tetapkan)? (Al-Qalam: 46-47)Tafsir ayat ini telah disebutkan di dalam tafsir surat Ath-Thur. Kesimpulannya ialah sesungguhnya engkau, ya Muhammad, menyeru mereka menyembah Allah tanpa upah yang kamu terima dari mereka; bahkan engkau hanya mengharapkan pahala hal itu di sisi Allah, tetapi merekalah yang mendustakan apa yang engkau sampaikan kepada mereka disebabkan kebodohan, kekufuran, dan keingkaran mereka.
EmoticonEmoticon