45 Tafsir Surat Al-Jaatsiyah Ayat 1-5 - Tafsir Ibnu Katsir Terlengkap

10:06 AM


Al-Jatsiyah, ayat 1-5

{حم (1) تَنزيلُ الْكِتَابِ مِنَ اللَّهِ الْعَزِيزِ الْحَكِيمِ (2) إِنَّ فِي السَّمَوَاتِ وَالأرْضِ لآيَاتٍ لِلْمُؤْمِنِينَ (3) وَفِي خَلْقِكُمْ وَمَا يَبُثُّ مِنْ دَابَّةٍ آيَاتٌ لِقَوْمٍ يُوقِنُونَ (4) وَاخْتِلافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَمَا أَنزلَ اللَّهُ مِنَ السَّمَاءِ مِنْ رِزْقٍ فَأَحْيَا بِهِ الأرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَا وَتَصْرِيفِ الرِّيَاحِ آيَاتٌ لِقَوْمٍ يَعْقِلُونَ (5) }

Ha mim. kitab (ini) di turunkan dari Allah Yang Mahaperkasa lagi maha bijaksana. Sesungguhnya pada langit dan bumi benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) untuk orang-orang yang beriman. Dan pada penciptaan kamu dan pada binatang-binatang yang melata yang bertebaran (di muka bumi) terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) untuk kaum yang meyakini, dan pada pergantian malam dan siang dan hujan yang diturunkan Allah dari langit, lalu dihidupkan-Nya dengan air hujan itu bumi sesudah matinya; dan pada perkisaran angin terdapat pula tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berakal.

Allah Swt. memberi petunjuk kepada mahluk-Nya memikirkan tanda-tanda kekuasaan-Nya, nikmat-nikmat-Nya, dan kekusaan-Nya yang besar yang dengan kekuasaan-Nya dia menciptakan langit dan bumi serta semua makhluk yang ada pada keduanya yang beraneka ragam macam dan jenisnya. Yaitu para malaikat, jin, manusia, binatang-binatang melata, burung-burung, hewan-hewan pemangsa, hewan-hewan liar, berbagai jenis serangga, dan berbagai macam makhluk di dalam laut. Juga silih bergantinya siang dan malam hari yang terus bergantian tanpa hentinya; yang satu datang dengan membawa kegelapannya, dan yang lainnya datang dengan membawa sinarnya. Demikian pula apa yang diturunkan oleh Allah Swt. dari langit melalui awan berupa hujan ketika diperlukan, yang hal ini dinamakan rezeki mengingat dengan adanya hujan rezeki dapat dihasilkan.

{فَأَحْيَا بِهِ الأرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَا}

lalu dihidupkan-Nya dengan air hujan itu bumi sesudah matinya. (Al-Jatsiyah: 5)

Yakni pada sebelumnya bumi kering dan tandus, tiada tumbuh-tumbuhan padanya.

Firman Allah Swt.:

{وَتَصْرِيفِ الرِّيَاحِ}

dan pada perkisaran angin. (Al-Jatsiyah: 5.)

Yaitu angin dari selatan, utara, angin dabur dan saba, angin laut dan darat, angin malam hari dan siang hari; yang antara lain ada yang membawa air hujan, dan ada yang menyemaikan benih, dan ada yang menjadi penyegar bagi arwah (jiwa), ada pula yang mandul tidak produktif, pada mulanya Allah menyebutkan dalam firman-Nya:

{لآيَاتٍ لِلْمُؤْمِنِينَ}

benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) untuk orang-orang yang beriman. (Al-Jatsiyah: 2)

Selanjutnya Allah menyebutkan, "Terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) untuk kaum yang meyakini," kemudian disebutkan pula, "Terdapat pula tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berakal" Hal ini merupakan ungkapan yang bertingkat-tingkat dari suatu keadaan yang mulia meningkat kepada keadaan lain yang lebih mulia dan lebih tinggi daripada sebelumnya, makna ayat ini mirip dengan apa yang disebutkan di dalam surat Al-Baqarah melalui firman-Nya:

{إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَوَاتِ وَالأرْضِ وَاخْتِلافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَالْفُلْكِ الَّتِي تَجْرِي فِي الْبَحْرِ بِمَا يَنْفَعُ النَّاسَ وَمَا أَنزلَ اللَّهُ مِنَ السَّمَاءِ مِنْ مَاءٍ فَأَحْيَا بِهِ الأرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَا وَبَثَّ فِيهَا مِنْ كُلِّ دَابَّةٍ وَتَصْرِيفِ الرِّيَاحِ وَالسَّحَابِ الْمُسَخَّرِ بَيْنَ السَّمَاءِ وَالأرْضِ لآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَعْقِلُونَ}

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering) nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan. (Al-Baqarah: 164)

Ibnu Abu Hatim sehubungan dengan makna ayat ini telah mengetengahkan atsar yang cukup panjang lagi gharib dari Wahb ibnu Munabbih, yaitu menyangkut penciptaan manusia, bahwa manusia itu diciptakan dari empat unsur yang dicampur menjadi satu. Hanya Allah-lah Yang Maha Mengetahui.

Artikel Terkait

Previous
Next Post »